Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pigura Silver, Untungnya Sekemilau Silver

Kemilau Bisnis Pigura alias Bingkai Foto

November 2006, seorang rekan yang baru saja menamatkan pendidikannya di Yogyakarta dan kembali ke Makassar kecewa, ia kecewa karena tak menemukan satupun tukang pigura di Kota Makassar. “Masa kota besar dan konon metropolis seperti ini tak ada tukang piguranya”, keluhnya. Empat tahun kemudian, saat pulang Kampung Suryadin Laoddang dari Inspirasi Usaha menemui ternyata ironi itu nyata. Tukang pigura betul-betul tidak ditemukan di Kota Makassar. Padahal bisnis ini sangat menjanjikan, apalagi di tengah budaya Pop kawula muda Makassar saat ini, yang hobi narsis dengan pose-pose gaulnya, sayang jika foto tersebut tidak dibingkai dengan pigura. 


 

Pigura merupakan hiasan dinding yang berisi gambar, pajangan, hingga foto keluarga. Selain merawat pajangan di dalamnya, pigura juga menambah keindahan dinding dan perabot interior rumah. Maka wajar, jika banyak orang menghias dinding dengan aneka pigura, hasilnya ruangan tambah cantik, elegan dan berkelas. Berbeda dengan di Makassar, di Yogyakarta tukang pigura dapat ditemui dimana-mana, seperti di area UGM , di depan Perempatan Malioboro-Kantor Pos, Pojok Pasar Kota Gede, Pasar Sepeda Umbulharjo dan berbagai tempat lainnya.

Usaha pigura adalah usaha yang mudah, murah, dan cukup menjanjikan. Selain karena bahannya yang mudah didapatkan, harga bahan pun cukup murah. Modal utama yang dibutuhkan adalah keterampilan yang umumnya diperoleh dari proses autodidak. Berawal dari kegemaran, kemampuan tersebut dapat terus diasah dan akhirnya cekatan. Satu lagi kelebihan dari usaha pigura ini, ia bisa disandingkan dengan usaha jual beli lukisan bahkan jasa lukis. Selain sebagai ruang mengekspresikan jiwa seni juga raung berpenghasilan. Usaha inilah yang digeluti oleh Wahyu Andaryah (28) bersama rekannya Suprianto (27) selama 10 tahun terakhir. Usahanya ini dapat ditemui di pusat usaha lukisan dan pigura di perempatan Sagan, Gondokusuma Jogjakarta. Menggunakan nama “Pigura Silver”, usaha Wahyu dan Supri ini terletak di kompleks usaha Piguran UGM, tempatnya di panyingkul sisi tenggara kompleks kampus Universitas Gadjah Mada

Untuk memulai usaha tersebut, diakuinya cukup mudah. Tidak dibebankan pada modal besar yang harus dipersiapkan. Bahan-bahan yang digunakan diperolehnya dari toko-toko tertentu yang tersebar di seantero kota Jogja dengan harga yang terjangkau. Untuk lukisan berbahan kertas dibutuhkan kertas yang dibeli dengan harga Rp.50.000/meter, pensil pupuk atau konte seharga Rp. 12.000/ botol. Satu botol konte dapat digunakan untuk membuat 100 buah lukisan berukuran 12 R yang diakuinya paling laris. Lukisannya sendiri dihargai Rp. 90.000 perkepala untuk yang berbahan kertas, dan Rp.400.000 untuk yang berbahan kanvas. Lukisan satu kepala berbahan kertas dengan ukuran 30x40 lengkap dengan pigura, dihargainya Rp.140.000. Dan lukisan satu wajah berbahan kanvas dengan ukuran 70 x 90 lengkap dengan piguranya, dihargai Rp.600.000.

Sementara untuk jualan piguranya sendiri dijual dengan harga variatif, mulai dari harga Rp. 7.000,- hingga Rp. 1.000.000,-. Tergantung ukuran, bahan, model dan hiasan, pigura dengan hiasan profil atau ukiran dengan ukuran besar bisa menembus harga diatas Rp. 1.000.000,-. Tahapan pemasangan pigura sendiri adalah sebagai berikut :

Diawali dengan mengukur dan menghitung kebutuhan bahan baku kayu bingkai sesuai ukuran gambar yang akan dipasang. Bahan baku dapat diperoleh dari rumah pemotongan dan pembubutan kayu, biasanya mereka memanfaatkan limbah kayu.Kayu bingkai kemudian dipotong. Potongan-potongan tersebut disatukan dengan cara dipaku. Kemudian dilakukan proses pendempulan lau dikeringkan.
Setelah dempul kering, dilakukan pengamplasan.
Setelah diamplas, kayu bingkai tersebut dilapisi serlak (serlak dapat dibeli di toko bahan bangunan) untuk menutupi pori-pori kayu sehingga permukaan kayu lebih halus.
Selanjutnya dilakukan pengamplasan lagi agar permukaan lebih rapi lalu dicat sesuai pesanan. Setelah cat kering, dilakukan pemasangan gambar.

Berikut ilustrasi bisnis untuk usaha Pigura (Patokan harga di Yogyakarta)




Kembali ke lukisan Wahyu Andaryah, pria dengan perawakan tinggi kurus ini, enggan membeberkan perolehan omset yang didapatnya. Baginya itu adalah privasi selain karena kehawatiran jika dianggap sombong “ya… kalo lagi sepi biasanya sekitar Rp.2jutaan/bulan”. Beberapa jenis lukisannya seperti lukisan Abstrak, Realis (menyerupai asli), Surealis (imajinasi), Karikatur, dan Kaligrafi. Diantara jenis lukisan itu, pesanan terbanyak adalah jenis karikatur berbahan kertas utamanya pada musim valentine, juga untuk kado pernikahan dan ultah. Sementara untuk lukisan berbahan kanvas, diakuinya jarang kecuali pada momen tertentu seperti wisuda.

Tidak ada kesulitan berarti dalam melukis, kecuali konsentrasi utamanya untuk jenis kaligrafi. Baginya, jenis lukisan yang satu ini membutuhkan konsentrasi penuh, dan jeli dalam tiap huruf dan harakatnya. Ketika ditemui di sela keasyikannya melukis, laki-laki yang akrab disapa Wahyu mengaku bahwa berkarya dan menyalurkan jiwa seni menjadi alasan baginya untuk terus melanjutkan usahanya. “Tanpa orderan pun saya tetap melukis, Mas. Selalu yakin Insya Allah laku”. Ketika ditanya soal distribusi, ia mengaku tidak memiliki langganan khusus. Kebanyakan adalah pesanan bebas. Bagi yang berminat dapat menghubunginya di 0856 4379 9972. Selanjutnya, foto dapat dikirim via MMS.

Selain lukisan karya pribadi, varian usaha lainnya dari bisnis pigura ini adalah lukisan bandungan yaitu lukisan home industri produksi bandung yang didapatnya dari pengecer. Juga penjualan poster baik poster tokoh idola, kartun, bahan ajar, dan media belajar. Bisa pula dengan pigura yang bersifat distroo, satu pigura hanya dibuat satu model/motif, seperti model batik atau corak sutera tenun, pigura segitiga, lingkaran atau lainnya. Jadi, sudah waktunya Makassar marak dengan bisnis Pigura, memanjakan warganya, mempercantik ruang tamu warga Makassar.




Posting Komentar untuk "Pigura Silver, Untungnya Sekemilau Silver"