Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Panggil Saya Mastah

Tahun 1989 hingga 1991 telinga saya sangat akrab dengan sandiwara radio Saur Sepuh, Mahkota Mayangkara, Tutur Tinular hingga Ibuku Malang Ibuku Tersayang. Judul terakhir mengangkat cerita dengan latar belakang keluarga dengan intrik masalahnya. Sementara tiga judul awal mengangkat latar dinamika kerajaan yang sarat dengan intrik di dunia persilatan. Dunia persilatan adalah kosa kata baru yang unik bagi saya kala itu. Lewat sandiwara itu pulalah saya mengenal panggilan Guru, Sensei, Suhu, Resi, Mahaguru, hingga Maharesi. Panggilan yang mewakilkan bentuk takzim seorang murid pada orang-orang yang memberikan ilmu olah kanuragan pada dirinya.

Selang 20 tahun kemudian, tepatnya tahun 2009. Panggilan ini kembali lewat di indra pendengaran saya. Bahkan makin kencang terasa pada tahun 2012 hingga saat ini. Makin hari, labirin otak saya makin akrab dengan kata Guru, Suhu, Mahaguru. Meski dalam kadar yang sama sebagai panggilan takzim seorang murid, namun panggilan itu kini bergeser makna. Sematan titel Guru, Suhu hingga Mahaguru kini tidak lagi dominasi dalam dunia persilatan, namun justru dalam dunia perdagangan. Terutama dalam dunia perdagangan online atau lebih indah disebut Bisnis Online.
Selain sematan Guru, Suhu atau Mahaguru, sematan sejenis yang juga akrab adalah Mastah. Kata mastah sebenarnya adalah bahasa prokem (bahasa jalanan) yang kerap dipakai sebagai panggilan kepada seseorang yang dianggap Master atau Ahli dalam bidang tertentu. Tepatnya kata mastah adalah gabungan kata dari kata Master dan Ahli. Jadi tentu Anda bisa bayankan betapa beratnya bobot kata itu mastah itu. Sudah Master, Ahli pula.

Sebagai pilihan hidup, tahun 2009 saya mengakrabkan diri dengan dunia bisnis online. Tahun 2013, bersama istri mulai banting stir masuk ke dunia ini. Tahun 2014 saya memilih fokus 100% di dunia ini. Selain menggeluti bisnis ini (kini dikelola istri dan adik ipar), saya juga mulai mengabdikan diri sebagai pengajar cara dan kiat bisnis online. Bahasa kerennya dipanggil Pembicara Internet Marketing. Gegara saya ikut nyemplung sebagai pembicara internet marketing itu, maka panggilan dan sematan Guru, Suhu, Guru, Kyai hingga Mastah juga akrab hinggapi saya. Jujur ini sangat mengganggu saya, risih mendengarnya, seolah menjadi panggilan yang satir di telinga dan rasa saya.

Meminjam status Facebook dari kakak saya Muhammadi Nur Wachid “panggilan Suhu dan Mastah hanya akan membuat rentang jarak antara kita”. Sayapun mengamini ini, karena bagi saya panggilan itu betul-betul hanya hadirkan larik jarak antara saya dengan sahabat lainnya yang ingin ikut belajar bisnis online dengan saya. Ada rasa sungkan, ragu, malu dan takut untuk sekedar hubungi saya apalagi untuk sekedar main ke gubuk saya. Padahal selama ini saya selalu terbuka, jejaring sosial media saya selalu aktif hampir 24 jam. Jalur telpon, SMS, BBM, WhatsApp, Line hingga chat facebook saya selalu menyala setiap saat, kecuali jika saya tidur.

Lewat tulisan ini, saya ingin memohon agar berhentilah memanggil saya dengan panggilan, Guru, Suhu, Mahaguru atau Mastah apalagi Kyai. Karena saya tidak berada dalam level tersebut. Saya hanyalah seorang pembelajar yang terus belajar dan tak berhenti belajar. Cukup panggil saya Kakak, Bapak, Om, Mas, Kang, Akang itu jauh lebih bersahabat. Lebih indah di telinga. Lebih masyhuk di hati, lebih nyess di rasa ini. Mari datang belajar bersama, Anda bisa belajar Ilmu Facebook Marketing pada saya (meski level ilmu saya hanyalah menggunakan Facebook Profile).
Boleh juga belajar bagaimana memberdayakan sosial media buat bisnis online, atau mau belajar membangun web dan SEO mari datanglah. Tersedia jalur berbayar seperti Seminar, Workshop, Diklat, Inhouse Training, FGD, Pelatihan. Tersedia juga jalur gratisan seperti Kelas Magang atau Coaching Ramadhan. Silahkan dipilih sesuai kesempatan sahabat sekalian.

Bagi saya, dalam dunia bisnis online atau dunia internet marketing tidak ada istilah atau ada seseorangpun yang layak disemati gelar Mastah, atau gelar apapun itu. Kita semua adalah newbie (baca : nyubi), kita semua adalah pemula, kita semua adalah pemain baru. Saya mungkin lebih dulu dan lebih paham dengan Facebook Marketing, tapi ketika saya harus menggunakan Youtube untuk bisnis online, saya harus belajar ke sahabat saya Kang Ayatullah Fadh. Ketika saya ingin paham dalamnya ilmu SEO, maka saya harus belajar ke sahabat saya Isparmo SEO. Ketika saya harus memahami kiat jualan lewat BBM Marketing maka saya harus belajar ke tante saya Riyana Widya. Ketika saya harus memahami bagaimana menata pondasi bisnis online hingga mencari alur kerjanya maka saya berguru ke Bapak Agus Piranhamas.

Karena saya masih newbie pada ilmu-ilmu itu maka saya datang berguru pada mereka yang lebih paham. Saya tak sungkan bertanya pada mereka dan itu sahabat saya yang mau mengajari saya ada banyak, sebutlah Dinar Sudianto, Tommy Funz, Yusuf Shembah, Selamet Sukardi, Andri Optimasi, Muhammad Gunarsah, Sofyan, Aditya, Reren Costa, Ratna Yuiarti, Enggah P, Arief B, Akbar Wardono, Bahtiar P dan masih banyak lagi.

Saya belajar karena saya adalah newbie. Maka jangan panggil saya mastah.
Madiun, 18 Februari 2015
Ditulis diatas Kereta Api Malioboro Ekspress, menuju kota Malang.

1 komentar untuk "Jangan Panggil Saya Mastah"