Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kampus Dosen Jualan; Kesederhanaan dalam Keberkahan

Kampus Dosen Jualan; Kesederhanaan dalam Keberkahan
Oleh : Saptuari Sugiharto

Sepeda sudah saya kayuh 4 kilometer, memasuki sebuah dusun di wilayah Sitimulyo Piyungan Bantul, Jogjakarta. Hari ini saya memang ingin silaturahmi pagi kepada sahabat saya Suryadin Laoddang, yang terkenal di Facebook sebagai DOSEN JUALAN.

"Mobil ini sudah lunas mas! Hehe.. alhamdulillah saya sudah gak punya utang riba lagi. Sekarang saya bisa bebas membantu biaya sekolah adik-adik di Wajo Sulawesi Selatan" katanya dengan sumringah ketika saya datang masih dengan ngos-ngosan..

Kami berjalan 100 meter menuju sebuah rumah sederhana dengan spanduk bertuliskan KAMPUS DOSEN JUALAN di depannya.
"Ini dulu rumah angker mas, 3 tahun kosong, belakang sana kuburan. Saya sewa pertahun 7 juta untuk tempat belajar mereka semua"

Ketika saya masuk, ruangan sudah berisi meja kursi menjadi kelas-kelas belajar, beberapa orang sudah hadir siap dengan laptop mereka. Asal terhubung internet, jualan bisa dari tengah desa manapun, dunia ada ditangan.

Berapa mereka bayar untuk bisa belajar disini?

"Gratisss mas! Selama 3 bulan mereka tinggal di Jogja, ada mess buat beberapa orang, yang lain mereka kos sendiri-sendiri, makan juga sendiri, tapi ilmu yang mereka dapatkan disini semua gratis! Senin sampai sabtu, dari jam 8 sampai jam 4 sore, bahkan sering molor" jawab pak Dosen

Wow! Kalau kuliah di tempat lain bisa berjuta-juta nih, banyak yang workshop 2 hari saja bayarnya 5 juta. Ini 3 bulan full gratis, dapat ilmu jualan online sampai mentok!

Terus yang ngajar siapa saja? Gajinya dari mana?

"Ada 14 orang, termasuk saya. Mereka juga alumni angkatan pertama murid-murid saya, mereka punya usaha sendiri-sendiri, gak dapat gaji, nah jadi pengajar disini bagian dari pengabdian mereka. Kadang saya kasih proyek yang sedang saya kerjakan, keuntungannya buat mereka sendiri" lanjutnya

Ketika saya tanya dari mana mereka berasal, angkatan 26 ini dari berbagai kota: Palembang, Palu, Pekalongan, Purworejo, Batam, Demak, Kendal, Purwokerto, dan lain-lain, satu angkatan 22 orang, sekarang sudah 26 angkatan, alumninya berarti sudah ratusan orang sejak 1 Oktober 2014.

Gratisss.. tidak dipungungut biaya, siapkan ongkos untuk kos dan makan masing-masing, itu saja.

"Saat ini sampai harus indent buat angkatan selanjutnya, karena ruangan yang belum mencukupi, jadi harus sabar antrinya. Semua diajarkan disini, cara jualan lewat Facebook, Instagram, Twitter, google, Youtube, dan lain-lain, praktek langsung, setiap siswa harus bawa laptop dan modem masing-masing"

"Saya juga mewajibkan seluruh siswa disini selalu sholat berjamaah di masjid, ada pengajian rutin juga disini. Pokoknya cari ilmu itu harus dalam kebaikan.. "
manteb!

Luar biasa yaa.. walaupun ada di tengah dusun, tapi kampus ini didatangi orang-orang se Indonesia. Bukan tujuan materi disini, inilah amal jariyah ilmu seorang Suryadin Laoddang. Hijrah ke Jogja dari Sulawesi tahun 1997, kuliah di Universitas Mercu Buana Jogja, dan sekarang bisa menjadi manfaat untuk ratusan orang murid-muridnya yang bisa hidup mandiri dari bisnis online. Suryadin sendiri eksis dengan bisnis mukena distro-nya, dan beberapa bisnis lainnya, buku 3 Tools Facebook gratisannya pun terjual hingga 10.000 copy, ilmunya kesebar kemana-mana.

Kata Nabi: "Khairunnas anfauhum linnas" sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya.

Sering saya bilang, hidup hanya sekali, kalo kita hanya mengejar materi bakal capeeek dan rugi sekali, tapi kalo hidup menjadi penebar manfaat untuk sesama, insya ALLAH balasannya surga..

Biar kayak Andy Noya, hehe saya kasih penghargaan "Kick Saptuari Heroes" buat Suryadin Laoddang..

kampus ndeso ora popo, sik penting mugo-mugo mlebu suargo..

Aaamiiin..
@Saptuari

-------------------
Kampus Dosen Jualan
Jl Jogja-Wonosari KM10,5
Babadan Sitimulyo Piyungan Bantul
Yogyakarta
Kontak: 0813 27087397

www.mukenadistro.com
Kontak: 081325998750


Posting Komentar untuk "Kampus Dosen Jualan; Kesederhanaan dalam Keberkahan"