Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah David vs Goliath dalam Bisnis Anda


 

Artikel inspiratif ini didapatkan dari timeline facebook salah satu Coach Bisnis yang dikagumi oleh Dosen Jualan. Agar makin berfaedah, sangat layak jika artikel ini kami bagikan untuk Anda. Silahkan disimak.

Hampir semua orang mengenal kisah duel bersejarah antara David melawan Goliath, atau dalam Qur’an disebut Daud As melawan Jalut. Pertarungan itu terjadi pada pertengahan abad 11 SM, atau sudah berlangsung lebih dari 3000 tahun yang lalu namun masih terus diingat orang hingga sekarang. Pertarungan itu kemudian menjadi suatu metafora, seseorang yang “dianggap” lemah bisa mengalahkan seseorang yang “dianggap” lebih kuat atau superior. Yang lemah diwakilkan oleh David, sang penggembala domba dari bangsa Israel, sedangkan si kuat ada pada diri Goliath, prajurit raksasa dari Bangsa Filistin. Namun apakah sosok David dan Goliath tadi benar2 mewakili sosok si lemah dan si kuat?

Ada yang menarik saat saya membaca bukunya Malcolm Gladwell yang berjudul David and Goliath. Ketika selama ribuan tahun kita menganggap David adalah sosok si lemah dan Goliath adalah sosok si Kuat, maka yang terjadi menurut banyak ahli sejarah tidak seperti itu. Goliath bersenjatakan pedang dan tameng, sedangkan David hanya bersenjatakan ketapel dan batu kerikil kecil tajam. Dalam pertarungan itu, David berhasil melumpuhkan Goliath dalam satu lontaran kerikil yang mengenai dahinya yang tidak terlindungi baju zirah. Goliath roboh seketika. Eitan Hirsch, pakar balistik Tentara Israel membuat perhitungan bahwa batu berukuran biasa yang dilontarkan seorang ahli pada jarak 35 meter bakal menghajar kepala Goliath dengan kecepatan 34 meter per detik, sudah cukup untuk menembus tengkorak Goliath dan menyebabkan dia pingsan atau mati.

Dengan melihat model pertempuran antara David yang bersenjatakan ketapel dan Goliath yang bersenjatakan pedang dan baju zirah bertempur dalam jarak 35 meter, siapakah yang seharusnya disebut si lemah dan si Kuat? Menurut seorang ahli sejarah Robert Dohrenwed, duel antara seorang prajurit bersenjatakan pedang dan baju zirah menghadapi seorang yang bersenjatakan ketapel dalam jarak yang CUKUP JAUH, bagaikan duel seorang prajurit bersenjatakan pedang dengan lawan yang bersenjata pistol otomatis kaliber 45. Dalam hal ini, banyak ahli sejarah yang justru berpandangan, David lah yang memiliki keunggulan superior dibanding Goliath. Karena dengan cerdik, David tidak meladeni tantangan Goliath untuk berduel jarak dekat dengan menggunakan pedang. Dia memilih menggunakan ketapel, karena sadar itulah senjata unggulannya dan dia sangat ahli menggunakannya karena dia seringkali melumpuhkan singa dan beruang yang akan memangsa domba yang sedang dia gembalakan.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah David vs Goliath untuk kita terapkan dalam bisnis? Ketika perusahaan kita harus bertarung dengan competitor yang levelnya jauh diatas kita, yang harus kita lakukan adalah menghadapi mereka dengan senjata yang menjadi keunggulan utama kita. Dan seperti yang David lakukan terhadap Goliath, jangan pernah meladeni tantangan pertarungan itu seperti pertarungan yang competitor inginkan.

David menghindar tantangan pertarungan jarak dekat dengan Goliath, karena dia sadar dengan ukuran tubuh yang jauh lebih kecil serta tidak mahir menggunakan pedang maka dia hanya akan menjadi bulan2an Goliath. Namun dengan memilih bersenjatakan ketapel dan kerikil tajam serta memilih berduel dari jarak 35 meter, maka posisi David berubah menjadi lebih superior. Karena dengan keahlian dia melontarkan kerikil itu dapat merobohkan Goliath hanya dalam waktu kurang dari satu detik. Saat ini mungkin perusahaan kita masih berukuran seperti kurcaci menghadapi para raksasa dalam persaingan, namun dengan memilih “senjata” dan “model pertempuran” yang tepat, maka kita dapat memperbesar peluang kita untuk memenangkan pertempuran!

Selamat pagi dari Singapura, 18 Oktober 2018
Oleh : Indra Kurniadi

Posting Komentar untuk "Kisah David vs Goliath dalam Bisnis Anda"