Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peluang Bisnis; Mengais Laba dari Kokok Ayam Bekisar


Inilah uniknya Indonesia, tak hanya adat, makanan, minuman atau tarian yang beragam. Jenis hewan di Indonesiapun juga beragam, salah satunya adalah Ayam. Siapa yang tak kenal dengan ayam ketawa dari daratan Sulawesi dan Ayam Bekisar dari daratan Jawa. Kedua ayam tersebut kini menjadi trend bisnis yang menggiurkan. Selain kecantikan bulunya, jenis ayam ini juga mengandalkan suaranya sebagai daya jual. Semakin bagus bulu dan semakin indah suaranya, semakin mahal nilainya. Di Yogyakarta, ayam Bekisar kualitas paling bagus bisa menembuh angka 16 juta hingga 20 juta.

Ayam bekisar memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan ukuran ayam kampung jantan, tetapi lebih besar daripada induk jantannya. Warna bulunya hitam kehijauan dan mengkilap (Bugis: Barumpung). Ciri-ciri khusus dari ayam bekisar adalah bentuk bulu leher yang ujungnya bulat/lonjong bukan lancip.

Jika dibandingkan dengan ayam jago kampung. Ayam Bekisar adalah hasil perkawinan antara ayam hutan jantan (gallus varius) dan ayam kampung betina/ayam buras (gallus domesticus). Setelah kawin, masa eram telur ayam bekisar sekitar selama 21 hari. Sekali bertelur bisa menghasilkan sekitar 12 telur, sayangnya yang sukses menetas dan dapat bertahan hidup tak lebih dari separuhnya. Setelah dua minggu dari masa menetas, para indukan bisa kembali dikawinkan. Sebutir telur hasil persilangan dari ayam Bekisar dibanderol Rp. 10.000,- s/d Rp. 15.000,-.

Selanjutnya dari 6 anakan tadi, dipilah berdasarkan kualitas, dari enam anakan paling hanya satu yang berkualitas tinggi. Untuk yang berkualitas tinggi setelah dibesarkan hingga 12 bulan bisa laku hingga 2 juta per ekor. Sementara yang kurang baik kualitasnya dapat dijual seharga Rp. 100.000 per ekor pada umur 2 minggu.

Sutrisno (35) salah seorang pegiat ayam bekisar di Yogyakarta menyakini jika bisnis ayam bekisar sangat menguntungkan, bahkan untuk pemodal sekala kecil sekalipun. Seperti yang dijalani oleh ayah dua anak ini, biasanya ia membeli anakan seharga Rp. 15.000, lalu dibesarkan dan pada saat berumur dua bulan bisa dijual lagi seharga Rp. 150.000,-. Biaya pembesaran 20 anakan tersebut hingga dijual kembali tidak lebih dari Rp. 30.000,-. Untuk indukan, harga ayam Jawa berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp. 150.000. Lalu, harga ayam hutan jantan siap kawin Rp 750.000 per ekor.

Mengingat harga jual Bekisar yang relatif tinggi, maka peminatnya pun adalah kalangan menengah ke atas. Kalangan ini menjadikan Bekisar sebagai ternak kesenangan/ kesayangan, penghilang jenuh. Teman waktu senggang. Karena sudah jadi kesenangan maka harga semahal apapun tak jadi masalah, yang penting senang. “Buat senang-senang aja kok, tapi kadang saya lebih cinta ayam saya ini dibanding istri saya, pulang kerja yang saya sapa dulu ayam saya, istri nanti-nanti dululah” kelakar Suryo (30), salah satu pegiat ayam Bekisar lainnya saat ditemui Suryadin Laoddang dari Majalah Inspirasi usaha disela-sela latihan bersama ayam Bekisar hari Minggu (5/8/2012) di Singosaren Kotagede.

Harga yang tinggi merangsang para peternak Bekisar berkreasi melakukan persilangan demi membentuk ayam-ayam Bekisar yang lebih menarik dengan suara kokok dan keindahan bulu yang lebih memikat. Tak heran jika di berbagai kota, tiap akhir pekan selalu diwarnai dengan kontes ayam bekisar. Semakin sering menang dalam kontes, maka bekisar bersangkutan semakin mahal harganya, bisa menembus akan 16 juta seperti ayam milik Sutrisno.

Tingginya harga ayam Bekisar semakin memungkinkan mengingat populasi ayam ini masih langka. Kelangkaan ini disebabkan sukarnya proses persilangan bekisar tersebut. Upaya menjodohkan ayam hutan jantan dengan ayam kampung betina tidaklah mudah dan tidak selalu berhasil. Seringkali ayam hutan jantan merasa takut melihat ayam betina kampung, karena warna bulunya berbeda atau karena ukuran tubuhnya yang lebih besar.

Posting Komentar untuk "Peluang Bisnis; Mengais Laba dari Kokok Ayam Bekisar"