Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Membeli Rumah di Usia Muda, Part 2

Pengalaman Membeli Rumah di Usia Muda, Part 2. Iya, ini adalah bagian kedua dari cerita tentang pengalam Dosen Jualan membeli rumah di usia 37 tahun. Yuk disimak, sembari mendoakan Dosen Jualan, semoga bisa segera beli rumah murah di Malang. Kenapa di Malang? tentu ada alasannya. Yuk kita simak cerita selanjutnya

Pengalaman Membeli Rumah di Usia Muda

Tips membeli rumah di usia muda

Seperti di ceritakan pada artikel sebelumnya, membeli rumah di usia muda memang tidaklah mudah. Butuh komitmen yang kuat. Baik saat masih bujang, apalagi setelah menikah. Jika saat masih bujang, hanya dibutuhkan komitmen pada diri sendiri. Setelah menikah komitmennya dibutuhkan antara sang suami dan sang istri. 

  1. Jangan Mengandalkan Orang Tua atau Mertua

    Sedapat mungkin janganlah membebani orang tua lagi dalam urusan ini. Belilah rumah atau tanah dari tangan dan keringat Anda sendiri. Cukuplah orang tua Anda melahirkan, membesarkan, mendidik, mensekolahkan dan menikahkan diri Anda. Jangan lagi tambah panjang deret beban hidupnya dengan memikirkan Anda segala. Memikirkan saja tidak boleh, apalagi dipaksa untuk ikut terlibat membantu Anda membeli rumah tersebut. Cukuplah datang padanya, minta doa restu akan niat mulia ini. Jangan lupa mintalah pendapatnya, sekiranya sudah ada tanah atau rumah yang cocok untuk Anda. Mintalah pandangannya, pandangan dan doa mereka, jauh lebih mujarab dibandingkan Anda sendiri.

  2. Targetkan Beli Tanahnya Dulu

    Agar tidak megap-megap dalam perjalanan dan perjuangan untuk memiliki rumah di usia muda. Milikilah perencanaan yang berprogress, rencana capaiannya dicacah ke dalam beberapa bagian. Tidak langsung merancang yang besar. Sesuaikan pada kemampuan finansial Anda. Saran Dosen Jualan, targetkan dululah untuk memiliki tanahnya terlebih dahulu, barulah nanti menyusul untuk membangunnya. Karena, sejatinya membangun rumah jauh lebih mahal dibandingkan harga tanahnya.

    Dengan memiliki tanahnya terlebih dahulu, artinya Anda sudah menenangkan hati Anda, istri Anda, keluarga Anda, orang tua mertua Anda. Setelah memiliki tanah, selanjutnya Anda bisa memusatkan pikiran dan energi untuk membangun rumahnya. Memiliki tanah sesungguhnya adalah 90% jawaban atas mimpi Anda, 10% sisanya adalah membangunnya. Anda memili uang yang banyak, tapi jika tidak ketemu tanah yang jodoh, maka percuma uang itu. Namun untuk membeli bahan bangunan dan membangun rumah Anda, hanya dibutuhkan dana yang tersedia. Jika dana tersedia, Anda bisa membeli bahan bangunannya kapan saja dan dimana saja.

  3.  Cari Pemilik Tanah yang Religius

    Kenapa harus mencari pemilik tanah yang religius?
    Pemilik tanah yang religius cenderung lebih kalem dan santai dalam proses jual beli tanahnya. Tidak minta buru-buru transaksi, tidak memberikan janji-janji surga. Nah untuk bertemu dengan mereka bagaimana caranya?

    Mudah saja kok!
    Saat melakukan proses hunting tanah tersebut, lakukan menjelang waktu shalat. Mampirlah di Masjid, Mushalla, Surau atau Langgar Kampung. Bertanyalah informasi tanah pada jamaah atau pengurus masjid yang Anda temui. Jadi jangan nyarinya di pos ronda, pangkalan ojek, kedai kopi, atau warung. Niscaya Anda ketemunya dan calo tanah yang cenderung tergesa-gesa dalam transaksi.

Kelebihan Beli Rumah di Ssia Muda

Kebayang gak sih? Saat masih pengantin baru, atau anak baru lahir dan Anda sudah menempati rumah baru. Rumah yang sudah permanen lokasinya, itu akan membuat hari-harimu damai dalam beraktifitas. Memberikan ketenangan pada keluargamu, sekaligus kebanggaan dalam waktu bersamaan.

  1. Beban Keuangan Masih Bisa Terfokus 

    Seperti diuraikan sebelumnya, saat masih muda terutama masih bujang, kemampuan untuk mencari uang untuk beli tanah masih sangat powerfull. Kebutuhan juga belum terlalu tinggi, sehingga masih memaksimalkan untuk fokus berhemat dan menabung. Saat masih muda, energi untuk mencari informasi tanah yang dijual juga masih sangat powerfull, untuk melakukan proses negoisasi juga masih cenderung "loss doll", tanpa beban. Melakukan negoisasi masih cenderung blak-blakan, tanpa rasa sungkan dan sejeninya.

  2. Keluarga Mendapatkan Lingkungan yang Kondusif

    Selain diri Anda, istri, orang tua dan mertua. Sosok lain yang juga mendapatkan manfaat besar dari Anda yang memiliki rumah di usia muda tentulah adalah anak-anak Anda. Kenapa? Saat anak Anda lahir, bertumbuh dan berkembang. Mereka membutuhkan lingkungan yang damai dan kondusif. Dengan memiliki rumah di usia muda, maka anak Anda akan nyaman bergaul dan berinteraksi dengan di sekitar rumah Anda. Tetangga sudah kenal lama, tentu lebih nyaman bagi anak Anda. Lebih aman juga bagi keamanan anak Anda.

Posting Komentar untuk "Pengalaman Membeli Rumah di Usia Muda, Part 2 "